Tari Topeng Rumyang
Maknanya bahwa kita senantiasa mengharumkan nama Tuhan yaitu dengan Do’a dan dzikir Topeng Rumyang adalah sebuah tarian yang menggambarkan watak atau kepribadian seseorang manusia pada masa akhir balik, peralihan atau remaja yang menginjak dewasa (miyang/transisi).
Sedangkan dalam perspektif spiritualis arti dari nama Topeng Rumyang yaitu "RUM" yang berarti mengharumkan, dan "YANG" itu yang berarti Maha Esa. Manusia yang sedang mendalami esensi dari ajaran syariat yaitu sedang mencoba memahaminya lewat jalan yang lebih baik khusus yang dikenal dengan ajaran thoriqoh atau tarekat. Tahapan ini mulai memasuki maqom martabat insan.
Filosofinya adalah gambaran seorang manusia yang selalu mengagungkan asma Allah SWT dengan senantiasa beribadah dan berdzikir.
Dari makna warna Topeng Rumyang = Hijau Melambangkan keluhuran budi pekerti
Kedok topeng Rumyang sewanda dengan
Pamindo, namun tanpa hiasan rambut. Seperti juga kedok Pamindo, di
tengah-tengah dahinya terdapat hiasan rerengu atau rengu batuk mimi, yang
disambung dengan hiasan pilis yang melingkar di kedua sisi pipi sampai ke
bagian pipi bawah.
Warna kedoknya merah jambu, namun ada juga yang berwarna coklat muda. Karakter kedoknya sama dengan kedok Pamindo, yakni genit, lincah, atau ganjen. Jika disejajarkan dengan karakter tokoh wayang (golek atau kulit), kedok ini sama dengan Dipatikarna.
Raut wajahnya membersitkan keceriaan, dan hal ini dapat dilihat dari bentuk mulutnya yang senantiasa menyiratkan seseorang dengan senyuman manisnya. Dalam struktur pertunjukan topeng Cirebon, kedok ini ditarikan pada bagian ketiga sebagai kelanjutan dari topeng Pamindo, namun ada pula yang ditarikan paling akhir.
Warna kedoknya merah jambu, namun ada juga yang berwarna coklat muda. Karakter kedoknya sama dengan kedok Pamindo, yakni genit, lincah, atau ganjen. Jika disejajarkan dengan karakter tokoh wayang (golek atau kulit), kedok ini sama dengan Dipatikarna.
Raut wajahnya membersitkan keceriaan, dan hal ini dapat dilihat dari bentuk mulutnya yang senantiasa menyiratkan seseorang dengan senyuman manisnya. Dalam struktur pertunjukan topeng Cirebon, kedok ini ditarikan pada bagian ketiga sebagai kelanjutan dari topeng Pamindo, namun ada pula yang ditarikan paling akhir.
Di kalangan
dalang topeng Cirebon, kata Rumyang dianggap berasal dari
kata ramyang-ramyang, yang artinya mulai terang, yakni suatu
perubahan alam dari malam hari ke siang hari, atau sebaliknya. Ramyang-ramyang identik
dengan suasana carangcang tihang (Sunda) yakni saat fajar mulai
menyingsing. Rumyang (Menggambarkan kehidupan seorang remaja pada masa akil
baligh). Kedok topeng Rumyang sewanda dengan Pamindo, namun tanpa hiasan
rambut. Seperti juga kedok Pamindo, di tengah-tengah dahinya terdapat hiasan
rerengu atau rengu batuk mimi, yang disambung dengan hiasan pilis yang
melingkar di kedua sisi pipi sampai ke bagian pipi bawah. Warna kedoknya merah
jambu, namun ada juga yang berwarna coklat muda. Karakter kedoknya sama dengan
kedok Pamindo, yakni genit, lincah, atau ganjen. Jika disejajarkan dengan
karakter tokoh wayang (golek atau kulit), kedok ini sama dengan Dipatikarna.
Raut wajahnya membersitkan keceriaan, dan hal ini dapat dilihat dari bentuk
mulutnya yang senantiasa menyiratkan seseorang dengan senyuman manisnya. Dalam
struktur pertunjukan topeng Cirebon, kedok ini ditarikan pada bagian ketiga
sebagai kelanjutan dari topeng Pamindo, namun ada pula yang ditarikan paling
akhir. Tari topeng Rumyang berasal dari kata ramyang-ramyang yang artinya mulai
terang. Tari ini menggambarkan seseorang yang mulai dewasa dan tahu arti
kehidupan. Gerakan tarinya lincah dan riang. Kedoknya berwarna merah muda atau
jingga sebagai lambing peralihan dari masa remaja menuju masa dewasa. Iringan
lagu rumyang atau kembang kapas atau buncis. Penarinya memakai pakaian berwarna
merah muda atau jingga dan memakai kain lancar gelar. Tarian ini mempunyai
makna menyucikan diri demi keselamatan kita
0 komentar:
Posting Komentar