Jumat, 20 Desember 2019

Seni Tari Menurut Ahli


Seni Tari Menurut Ahli

        Seni tari adalah merupakan sebuah seni yang mempelajari tentang gerak tubuh berirama yang dilakukan pada saat tertentu. Biasanya kita sering menyaksikan pementasan seni tarian baik itu tradisional maupun modern. Bahkan, perkembangan teknologi pun dapat membuat kita belajar mengenai seni tari secara mendalam. 

       Tari adalah desakan perasaan manusia atau gerakan tubuh yang sesuai irama yang mengiringi di dalam dirinya yang mendorongnya untuk mencari yang membentuk gerak-gerak yang ritmik. Menurut Corrie Hartong, pakar tari dari Belanda, meminta izin yang berbunyi tari gerak-gerak yang diberi bentuk dan ritmik  dari badan di dalam ruang.

       Tari juga berarti membangkitkan jiwa manusia melalui gerak ritmis, sehingga dapat menimbulkan daya pesona. Yang diberikan kepada orang lain adalah diberikan rasa dan emosional yang diberikan kehendak. Menurut Dr Soedarsono, tari adalah gerak jiwa manusia melalui gerak gerak ritmis yang indah.

       Gerakan pada seni tari di iringi musik untuk gerakan penari dan menyampaikan pesan yang disetujui. Seni tari memiliki gerak berbeda dari gerakan sehari-hari seperti berjalan. Gerakan pada tari tidak menantang tetapi ekspresi fanestesti. Agar suatu tarian harmonis, menari harus memiliki yang tidak tersebut. Gerakan seni tari mengajak anggota badan. Tidak ada anggota badan yang terkait dengan gerakan tari itu sendiri, ikut serta berhubungan.

       Dalam sebuah seni tari biasanya terdiri dari berbagai macam jenis tari. Di antaranya adalah tari tunggal, berpasangan, kelompok, dan kolosal. Tari tunggal biasanya diperagakan oleh satu orang, sedangkan untuk tari berpasangan diperagakan oleh dua orang. Jika penari lebih dari dua orang bisa disebut dengan tari kelompok. Sedangkan untuk tari kolosal
merupakan tari yang di peragakan lebih dari banyak kelompok. Biasanya tari kolosal ini dilakukan di seluruh daerah di Indonesia.


       Sekarang kita telah mendapatkan setidaknya garis besar pengertian seni tari. Mungkin ada yang penasaran dan ingin lebih tahu lagi mengenai pengertian seni tari yang lebih mendalam. Berikut ini adalah kumpulan pengertian seni tari menurut beberapa ahli.

1. Aristoteles (384-322 SM)
Filsuf Yunani bernama Aristoteles tidak hanya memiliki ketertarikan pada ilmu fisika, biologi, dan politik. Filsuf terkenal ini juga tertarik pada bidang seni, seperti puisi, teater, dan musik. Aristoteles mengartikan seni tari sebagai suatu gerak ritmis yang dapat menghadirkan karakter manusia saat mereka bertindak.

2. John Weaver (1673-1760
Weaver merupakan seorang berkebangsaan Inggris dan dikenal sebagai master dalam tari balet, koreografer, dan bapak pantomim dalam sejarah Inggris. Menurut beliau, seni tari adalah gerak-gerak teratur yang elegan, dibentuk secara harmonis dari sikap yang elok, dan melawan postur tubuh yang anggun.

3. Curt Sachs (1881-1959)
Sachs adalah pakar musik berkebangsaan Jerman yang telah mempelajari musik sejak usia belia. Walaupun lebih dominan dalam seni musik, Sachs juga memiliki satu buku yang membahas seni tari, berjudul Word History of the Dance (1937). Menurut beliau, seni tari adalah pelafalan jiwa manusia melalui gerak berirama yang memiliki nilai estetika.

4. Judith Mackrell
Mackrell adalah seorang kritikus tari, dan juga menulis banyak artikel berkaitan dengan seni gerak tubuh ini. Dalam artikelnya yang diunggah dalam media online Britannica.com dengan judul Dance (2017), seni tari adalah gerak-gerak tubuh yang ritmis, seiring dengan musik dan dilakukan dalam sebuah ruang, dengan tujuan mengekspresikan ide atau emosi, melepaskan energy, atau hanya untuk kesenangan semata.

5. Atik Soepandi (1944)
Beliau merupakan salah satu penulis dalam bidang seni yang aktif menulis sejak tahun 1970 hingga tahun 2000. Soepandi dikenal memiliki ketertarikan dalam bidang seni daerah, khususnya musik tradisional. Pengertian seni tari menurut beliau adalah ekspresi jiwa manusia melalui gerak-gerak ritmis dan melodi yang indah.

6. Corrie Hartong (1906-1991)
Pakar tari yang satu ini merupakan seorang yang lahir di Belanda, dikenal sebagai guru tari dan koreografer. Hartong memiliki sekolah tarinya sendiri bernama Rotterdam School of Dance yang didirikan pada tahun 1931. Hartong mengartikan seni tari sebagai gerak-gerak badan yang diberi nuansa ritmis dan dilakukan dalam suatu ruang.

7. Yulianti Parani (1939)
Parani merupakan seorang koreografer dan juga sejarawan yang lahir di Jakarta pada tahun 1939. Beliau sudah mnegenal tari balet sejak usia 11 tahun, lalu mengembangkan tari balet di Indonesia. Beliau juga mendirikan sekolah balet bernama Nritya Sundara pada tahun 1957. Seni tari, menurut Parani, adalah gerak-gerak ritmis sebagian atau seluruhnya dari tubuh yang terdiri dari pola individual atau kelompok yang disertai ekspresi atau ide-ide tertentu.

8. Bagong Kussudiarja (1928-2004)
Beliau merupakan seorang koreografer dan pelukis yang berasal dari Indonesia. Bagong berkarir dalam bidang seni tari di tahun 1954. Beliau juga memiliki pusat latihan tari (PLT) yang didirikan di tahun 1958. Definisi seni tari menurut beliau adalah suatu seni yang berupa gerak ritmis yang menjadi alat ekspresi manusia.

9. Enoch Atmadibrata (1927-2011)
Pakar seni yang lahir di Garut ini merupakan salah satu seniman yang dikenal karena karya-karya koregrafinya. Beliau juga menerima penghargaan Satya Lencana Kebudayaan dari Presiden Republik Indonesia tahun 2003. Menurut beliau, seni tari adalah susunan sikap tubuh di dalam ruang, berlandaskan irama dan gerak.

10. Drs. I Gede Ardika (1945)
Beliau adalah Menteri Kebudayaan dan Pariwisata pada masa Kabinet Gotong Royong. Beliau memegang jabatan tersebut di tahun 2000 hingga 2011. Beliau mengartikan seni tari sebagai sesuatu yang dapat menyatukan banyak hal hingga semua orang bisa menyesuaikan diri atau menyelaraskan geraknya menurut caranya masing-masing.

11. M. A. Theodora Retno Maruh (1947)
Beliau adalah maestro tari Jawa klasik gaya Surakarta. Beliau juga merupakan koreografer yang giat mengembangkan seni tari Jawa klasik. Menurut Beliau, seni tari dapat diartikan sebagai suatu karya seni yang tidak akan pernah bersifat kontemporer.

12. Walter Sorells
Beliau ini merupakan penulis yang aktif membuat karya tulis dalam bidang tari dan budaya. Sorells aktif menulis di tahun 1950 hingga 1966. Menurut beliau, seni tari adalah setiap mengoleng-olengkan tubuh dan anggotanya asal hal ini dilakukan dengan irama tertentu, ada yang diiringi musik dan ada yang tidak.

13. Hawkins
Menurut Hawkins, seni tari adalah ekspresi jiwa manusia yang diubah menjadi gerak oleh imajinasi si penciptanya.

14. Irmgrad Bartenieff dan Forrestine Paulay
Bartenieff dan Paulay merupakan dua pakar seni yang sangat cinta pada seni tari. Mereka bergabung dalam Lomax’s Performance Style Project di tahun 1965 dan berkontribusi dalam sebuah buku yang dipublikasikan pada tahun 1968. Menurut kedua pakar iniTari adalah bentuk seni ekpresionostis yang menggambarkan reaksi jiwa seseorang terhadap konflik dan masalah di dunia modern.

15. Kealiinomohoku
Beliau merupakan seorang ahli dalam bidag antropologi tari. Menurut beliau, seni tari adalah seni sesaat dari ekspresi yang dipertunjukkan dengan bentuk serta gaya tertentu lewat tubuh manusia yang bergerak di dalam ruang.

16. Judith Lynne Hanna (1936)
Hanna adalah seorang yang banyak berkontribusi pada bidang seni dan pengetahuan sosial, dan juga ahli dalam bidang antropologi. Karya-karya bukunya sudah diterbitkan di Belgia, Kanada, Prancis, Belanda, dan di beberapa negara lainnya. Menurut Hanna, seni tari adalah seni plastis dari gerak yang visual terlihat sepintas.



Sejarah Seni Tari Di Indonesia 

       Dalam acara adat, tentunya peran tari dalam upacara kerajaan tentu berpengaruh. Bahkan dari dulu hingga kini, tarian digunakan dalam penyambutan tamu. Sehingga sejarah seni tarian di Indonesia dari masa ke masa mengalami perkembangan. Berikut adalah sejarah seni tari di Indonesia.

1. Tari zaman prasejarah / zaman primitif (20.000 SM – 400 M)
       Zaman primitif adalah zaman prasejarah yaitu zaman sebelum munculnya kerajaan sehingga belum mempunyai pemimpin secara formal. Zaman primitif ini berkisar anatara tahun 20.000 SM – 400 M.  Pada zaman masyarakat primitive ada 2 zaman yaitu zaman batu dan zaman logam. Pada zaman batu kemungkinan tari – tarian hanya diiringi dengan sorak – sorai serta tepukan tangan. Sedangkan pada zaman logam sudah terdapat peninggalan instrument music yang ada sangkut pautnya dengan tari yaitu nekara atau kendang yang dibuat perunggu. Diantara lukisan – lukisan yang menghias nekara itu ada lukisan yang menggambarkan penari yang pada kepalanya dihias bulu – bulu burung dan daun – daunan.
       Seni muncul dari ungkapan perasaan ekspresi manusia atas suatu suasana tertentu. lonjakan kegembiraan seseorang saat memperoleh kesenangan akan membentuk gerakan ekspresif, lompatan manusia purba ketika berburu binatang juga terjadi secara spontan. Gerakan – gerakan inilah yang kemudian mengkristal dan disusun dalam bentuk tarian dari berbagai peristiwa sehari – hari kemudian terlahir bentuk – bentuk rangkaian gerak yang diwujudkan dalam bentuk upacara ritual masyarakat purba.
Dengan diiringi pukulan – pukulan genderang dan sejenisnya, kelompok masyarakat purba bergerak – gerak mengelilingi api unggun yang menyala sambil melantunkan mantra – mantra dan nyanyian – nyanyian persembahan bagi nenek moyang mereka. inilah cikal bakal tumbuhnya tari.
       Tari primitif merupakan tari yang berkembang di daerah yang menganut kepercayaan animisme, dan dinamisme. Tari ini lebih menekankan tari yang memuja roh para leluhur dan estetika seni. Tari primitif biasanya merupakan wujud kehendak berupa pernyataan maksud dilaksanakan dan permohonan tarian tersebut dilaksanakan.
       Ciri tari pada zaman primitif adalah kesederhanaan kostum, gerak dan iringan menjadi lebih dominan bertujuan untuk kehendak tertentu sehingga ungkapan ekspresi yang dilakukan berhubungan dengan permintaan yang diinginkan. Ciri – ciri tari primitif antara lain :
  • Instrumen sangat sederhana terdiri dari tifa, kendang, / instrumen yang hanya dipukul cecara tetap bahkan tanpa memperhatikan dinamika.
  • Gerakan dilakukan untuk tujuan tertentu misalnya meniru.
  • gerak binatang karena berburu, proses inisiasi, kelahiran, perkawinan, panen.
  • Gerak dan iringan sangat sederhana berupa hentakan  kaki, tepukan tangan / simbol suara / gerak – gerak saja yang dilakukan.
  • Tata rias sederhana bahkan bisa berakulturasi  dengan alam sekitar.
  • Tari bersifat sakral karena untuk upacara keagamaan.
  • Tarian primitif tumbuh dan berkembang pada masyarakat sejak zaman prasejarah yaitu zaman sebelum munculnya kerajaan sehingga belum mempunyai pemimpin secara formal. Kehidupan masyarakat masih bergerombol, berpindah – pindah dan bercocok tanam.
       Tarian primitif dasar gerak nya adalah maksud dan kehendak hati dan pernyataan kolektif. Atribut pakaian menggunakan bulu – buluannya dan daun – daunan. Formasi pada tarian primitif biasanya berbentuk lingkaran karena menggambar kekuatan. Tarian ini berkembang pada masyarakat yang menganut pola tradisi primitif / purba dimana berhubungan dengan pemujaan nenek moyang dan penyembahan leluhur. Contoh tari primitif adalah tari bailita dan tari dayang modan.

2. Tari zaman feodal / penjajahan ( 400 M – 1945)
           Zaman feodal / zaman penjajahan berkisar antara tahun 400 M – 1945. Jenis Tari zaman feodal ini ditandai dengan bermunculan para pakar tari yang memberikan macam – macam definisi. Tokoh – tokoh tersebut antara lain Curt Sach, Soedarsono, Corry Hamstrong, La Mery dan lain sebagainya.
           Pada zaman ini tari memiliki berbagai fungsi antara lain tari upacara, tari hiburan, tari pertunjukan. Tari yang berfungsi sebagai upacara ritual dan yang berfungsi sebagai hiburan pribadi sebagian tidak tercakup karena tari ritual pada umumnya lebih mementingkan tujuan dari pada bentuk penyajiannya, sedangkan tari hiburan lebih mementingkan keikutsertaan penari dalam tari itu dari pada kenikmatan untuk menontonnya.
Pada zaman feodal ini tari di Indonesia banyak dipengaruhi oleh kebudayaan yang datang dari luar khususnya India. Selanjutnya muncul Islam melalui kerajaan – kerajaan di Indonesia saat itu, serta pengaruh perluasan wilayah bangsa barat yang kemudian membawa situasi tari di Indonesia lebih modern.
           Perkembangan tari zaman feodal dianggap baik karena pengaruh agama hindu, seni tari merupakan bagian yang penting dalam upacara keagamaan yang salah satu buktinya yaitu terdapat gambar atau relief candi yang menggambarkan para penari sedang menari diiringi beberapa instrumen musik.
         Pada zaman Indonesia Hindu lahir tari istana sebagai seni yang memiliki nilai artistik yang tinggi antara lain golek, gambyong. Dengan masuknya pengaruh budaya hindu lahir wayang wong, sapta bedaya, wayang topeng, sri kepi, klana topeng dan lain sebagainya.
Zaman feodal juga banyak dipengaruhi oleh pengaruh agama Islam. Pengaruh agama Islam yang membawa seni tari lebih berkembang karena digunakan sebagai media penyebaran agama Islam terutama di kerajaan Mataram, Kesultanan Cirebon dan Kerajaan Demak. Pada zaman ini juga muncul beberapa topeng antara lain panji kasatriyan, candra kirana, handoyo, raton, klano, denowo, tembem, pentul dan lain sebagainya
          Setelah zaman invasi (perluasan wilayah) bangsa Barat, seni tari lebih berkembang hal ini terbukti dengan banyaknya tari yang diciptakan oleh penata tari dan bangsawan antara lain tari bedhaya, Srimpi, beksan, wireng, dan drama tari (sendratari). Pada zaman feodal / penjajahan juga banyak muncul tari yang bertemakan kepahlawanan / heroik antara lain tari pejuang, bandayuda, prawiroguna, keprajuritan dan lain sebagainya

3. Tari zaman modern ( zaman setelah indonesia merdekan sampai sekarang)
            Jenis tari zaman modern ini ditandai dengan munculnya koreografer – koreografer individu yang menciptakan karya – karya baru, lebih sebagai ekspresi diri dari pada ekspresi komunal. Gagasan koreografer individual sebagai sebuah aspek penting dari dampak kebudayaan barat. Tokoh – tokoh tari modern antara lain isadora Duncan, Martha Graham, doris Humphrey, Mary Wigman dan lain sebagainya.
           Tokoh tari modern dari Indonesia salah satunya adalah Sardono W Kusumodan SalMurgiyanto. Karya tari yang muncul pada zaman modern ini antara lain Dongeng dari Dirah, Meta Ekologi, Hutan yang Merintih. Di Indonesia pada masa setelah merdeka juga muncul tari yang bernuansa tradisional garapan baru yaitu tari Karno Tanding, Tari Retno Ngayuda, Tari Retno Tinanding, Tari Menak Koncar dan lain sebagainya.

JENIS JENIS SENI TARI

jenis pertunjukan dan partisipasi, seni tari dapat dibedakan menjadi:
  • Tari Partisipatif, ialah tari yang jarang menggambarkan sebuah cerita dan hanya bertujuan untuk interaksi sosial ataupun olahraga saja. Aturan tari jenis ini biasanya terkait larangan dilakukan kedua gender dan usia tertentu. Jenis tari ini dapat berupa tarian rakyat, berkelompok, sosial, dan berpasangan.
  •  Tari Teater, merupakan tari yang menggambarkan sebuah cerita dan dipentaskan serta dilengkapi properti khusus. Tujuan utama tari ini ialah sebagai hiburan. Jenis tari ini meliputi, balet, tari Jepang, tari modern, dan lainnya. 
Seni tari jika dilihat dari sifat gerak tari ada dua, yaitu :
  •  Gerak murni, yaitu gerak yang ditarikan tanpa mempertimbangkan arti atau maksud gerak tari tersebut. Gerakannya mengutamakan keindahan semata. Misalnya gerak pergelangan tangan yang diputar-putar, dan sebagainya.
  • Gerak maknawi, yaitu gerak yang diungkapkan dengan maksud tertentu misalnya saja gerak terbang, memukul, menghindar, memetik, menangkis menyuruh pergi karena marah, dan sebagainya.
Gerak menurut karakteristinya dibagi menjadi dua :
  • Gerak feminim, gerak yang terkesan halus ada volume yang menyulut atau menyempit, gerakannya ringan dan lincah, cenderung gerakan perempuan.
  •  Gerak maskulin, gerakan ini berlawanan dengan gerakan feminim, gerakannya patah-patah, menyiku sehingga terkesan kuat dan kokoh.
       Tari sebagai sarana upacara. Tari yang digunakan sebagai sarana upacara disebut Tari Upacara. Tari upacara merupakan media persembahan dan pemujaan terhadap kekuasaan yang lebih tinggi untuk mendapatkan keselamatan, perlindungan, dan kebahagiaan. Di Bali hampir semua upacara keagamaan dipenuhi oleh tari-tarian. Di papua, Kalimantan, Sumatera, dan Sulawesi juga upacara adatnya menggunakan tari-tarian. Misalnya pada upacara kelahiran, memotong gigi, pernikahan, bahkan upacara kematian.
        Tari sebagai ungkapan kegembiraan dan pergaulan. Tari yang berfungsi sebagai ungkapan kegembiraan atau pergaulan tidak mementingkan keindahan. Hal terpenting tari jenis ini adalah keakraban para penari dalam mengungkapkan rasa gembira. Contohnya tari Lengger dari Jawa Timur, Tari Cokek dari Jakarta, dan Tari Ranup Lapuan dari NAD.
       Tari sebagai tontonan. Tari sebagai seni tontonan atau pertunjukkan menyajikan keindahan yang dapat memberikan hiburan bagi perasaan manusia. Tari sebagai tontonan diciptakan secara sungguh-sungguh dan penuh kreativitas.

Jenis penari berdasarkan jumlah penarinya adalah sebagai beriku :
     Dalam sebuah tarian, subjek utama yang melakukannya adalah penari. Sehingga apabila dilihat dari jumlah penarinya, seni tari dapat dibagi menjadi tiga kategori.
  • Tari Tunggal (solo). Sebuah seni tari yang dibawakan oleh satu orang penari, baik laki-laki maupun perempuan. Contohnya adalah Tari Gatotkaca Gandrung dari Jawa Tengah, Tari Leleng dari sumatra, dan Tari Pedet dari Bali.
  •  Tari Berpasangan (duet). Sebuah seni tari yang dibawakan oleh dua orang penari secara berpasangan, baik laki-laki semua, perempuan semua, maupun seorang laki-laki dan seorang perempuan. Contohnya adalah Tari Topeng dari Jawa Barat, Tari Serampang Dua Belas dari Sumatra Utara, dan Tari Panji Asmara Bangun dari Yogyakarta. 
  •  Tari Kelompok ( Grup ) sebuah tarian yang dibawan lebih dari dua orang penari. Gerak yang dilakukan oleh penari belum tentu sama, sebab setiap penari kadang-kadang mempunyai peran yang berbeda. Posisi penari pada saat menari juga diatur. Penari yang satu dengan yang lainya harus bisa bekerja sama. Contoh tarian kelompok antara lain: Tari Serimpi (Yogyakarta), Tari Datun (Kalimantan Timur), Tari Kecak, Tari Baris Gede, Pendhet (Bali). Tari Saman, Seudati (NAD), Tari Cakalele(Maluku), dan Tari Tor Tor(Sumatera Utara), Tari Poco-Poco(Sulawesi Utara), Tari Sajojo(Papua), Tari Kuda Lumping, Gambyong (Jawa Tengah).
Jenis-jenis tarian yang ada di nusantara terbagai menjadi berbagai tarian yaitu sebagai berikut ini

1. Tari Tradisional
        Di negara kita Indonesia hampir di semua daerah memiliki salah satu seni tari tradisional. pengertian dari tari tradisional ialah sebuah tarian yang berasal dari sebuah daerah dan diturunkan yang secara turun-temurun hingga menjadi sebuah budaya dari daerah tersebut. Umumnya tari tradisional ini mengandung suatu nilai-nilai filosofis seperti keagamaan, kepahlawanan dsb. Tari tradisional di Indonesia terbagi menjadi dua, yakni tari rakyat dan tari klasik (keraton).
  • Tari Klasik (Tari Keraton)salah satu jenis ini lahir dari dalam keraton atau dalam kaum bangsawan. Karena jenis tarian ini berkembang pada suatu lingkungan kalangan atas, oleh sebab itu masyarakat biasa dilarang untuk menarikan tarian ini. Berbeda dengan sebuah tarian rakyat, tari keraton ini memiliki sebuah aturan yang tertulis dan baku. Sehingga sejak zaman tari ini lahir sampai sekarang tidak ada yang berubah. Contoh tari tradisional klasik adalah Tari Bedhaya Srimpi dari Jawa Tengah dan Tari Sang Hyang dari Bali
  • Tari RakyatTarian rakyat atau tarian daerahyaitu salah satu jenis tarian yang berkembang pada masyarakat biasa. Tarian rakyat lahir sebagai sebuah lambang dari kebahagiaan dan sukacita. Contohnya jika pada musim panen tiba dan hasil panen melimpah maka semua masyarakat akan mengadakan acara dan menari bersama untuk merayakannya. Salah satu jenis tarian ini terus sajan berkembang dan menjadi tradisi. Tarian rakyat tidak memiliki suatu aturan-aturan baku yang sehingga bentuk tariannya sangat bervariasi.
2. Tari Kreasi Baru Tari kreasi baru ialah salah satu jenis tari yang perkembangannya dari tari tradisi yang ada. jenis tarian yang sudah ada dan biasanya dipakai untuk upacara ritual, adat dan keagamaan lalu dimodifikasi oleh sih penata tari yang sehingga tari ini bisa dinikmati oleh khalayak umum. Contohnya yaitu pada Tari Rapai yang merupakan suatu perpaduan dari gerak tari yang berkembang di Aceh dan Semenanjung Malaya, yaitu pada Tari Seudati, Saman dan Zapin.
  • Tari Kreasi Baru Pola Tradisi merupakan tarian yang menggunakan unsur tradisional dalam kreasinya. Baik dari segi gerakan, musik/irama, rias dan kostumnya terdapat sentuhan tradisionalnya.
  • Tari Kreasi Baru Pola Non Tradisimerupakan tarian yang sama sekali tidak menggunakan unsur tradisional dalam kreasinya. Baik dari segi gerakan, musik/irama, rias dan kostumnya tidak terdapat sentuhan tradisionalnya. Tarian ini sering disebut dengan tari modern. 
3.Tari Kontemporer
       Tari kontemporer adalah salah satu jenis tari modern yang berkembang di Indonesia. Tarian 'masa kini' ini tidak lagi menggunakan pakem pakem tertentu yang masih ada di tari tradisional masih terasa di tari kreasi baru. Contoh dari tari kontemporer adalah hewan pop milik oldskool asal timur Indonesia bernama Jecko Siompo. Selain itu, ada tari Cak Rina karya Sardono W. Kusomo, tari Yapong karya Baging Kussudiarjo, tari Barong-barongan karya I Wayan Dibia dan masih banyak lagi Semakin berkembangnya zaman, semakin berkembang pula jenis tarian. Fungsinya juga berhasil berkembang, yang tadinya memiliki tujuan ke hal-hal yang serius seperti upacara adat dan keagamaan hingga tarian yang ditujukan untuk khalayak umum sebagai hiburan.

0 komentar:

Posting Komentar