1.
Perkembangan Tari Topeng Cirebon
Indonesia sudah terkenal dengan
kebudayaan yang beraneka ragam yang ada di seluruh propinsi yang ada. Salah
satu kebudayaan itu adalah seni tari. Seni tari setiap daerah mempunyai ciri
khas yang berbeda dengan daerah lainnya. Salah satunya adalah tari topeng
Cirebonan.
Tari topeng Cirebonan ini ternyata salah satu seni yang berisi hiburan juga
mengandung simbol-simbol yang melambangkan berbagai aspek kehidupan seperti
nilai kepemimpinan, kebijaksanaan, cinta bahkan angkara murka serta
menggambarkan perjalanan hidup manusia sejak dilahirkan hingga menginjak
dewasa. Dalam hubungan ini maka seni tari topeng ini dapat digunakan sebagai
media komunikasi yang sangat positif sekali.
Pada masa itu dimana Cirebon sebagai pusat penyebaran agama Islam, Sunan Gunung
Jati bekerja sama dengan Sunan Kalijaga menggunakan tari topeng ini sebagai
salah satu upaya untuk menyebarkan agama Islam dan sebagai hiburan di
lingkungan keraton.
Sebenannya tari topeng ini sudah ada jauh sejak abad 10-11 M yaitu pada masa
pemerintahan Raja Jenggala di Jawa Timur yaitu Prabu Panji Dewa. Melalui
seniman jalanan seni tari topeng ini masuk ke Cirebon dan mengalami akulturasi
dengan kebudayaan setempat. Ternyata dalam perkembangannya disebut dengan Topeng
Babakan atau dinaan yaitu berupa penampilan 5 atau 9 topeng dari tokoh-tokoh
cerita panji.
Topeng ini berasal dari kata Taweng yang berarti tertutup atau menutupi,
sedangkan pendapat lainnya mengatakan bahwa topeng berarti penutup muka atau
kedok.Dengan demikian tari topeng ini dapat diartikan sebagai seni tari yang
menggunakan penutup muka berupa topeng atau kedok oleh para penari pada waktu
pementasannya.
Unsur-unsur yang terdapat pada seni tari topeng mengandung simbol-simbol dan
penuh dengan pesan terselubung, baik dari warna kedok, jumlah kedok, jumlah
gamelan pengiring dan lainnya.Jumlah topeng keseluruhannya ada 9 buah yaitu
panji, samba atau pamindo, rumyang, tumenggung atau patih, kelana atau rahwana,
pentul, nyo atau sembelep, jingananom dan aki-aki.Topeng yang dijadikan topeng
pokok ada lima buah yaitu panji, samba, rumyang, tumenggung dan kelana,
sedangkan keempat kedok lainnya digunakan apabila dibuat cerita atau lakon
seperti Jaka Blowo, Panji Blowo, Panji Gandrung dan lainnya.Kelima kedok itu disebut
dengan Topeng Panca Wanda yang artinya topeng lima profil.
Nah, setelah kita tahu sejarah dari tari topeng ini jangan sampai kita sebagai
orang Indonesia atau penduduk kota Cirebon sama sekali tidak mengetahui seni
tari khas daerahnya sendiri.Mudah-mudahan generasi muda bisa melesterikan
kekayaan budaya sendiri jangan sampai budaya kita dicaplok oleh negara
lain.Kebetulan saya sangat menyukai tari karena dari kecil saya sudah menari
dan sekarang diturunkan kesenangan ini oleh anak saya. Tia, anak saya sudah
menguasai banyak tari sunda dan sekarang dia lagi mempelajari tari topeng
cirebonan, dan sudah menguasai 3 jenis tari topeng yaitu topeng panj,samba dan
kelana.Mudah-mudahan generasi muda kita jangan terpesona dengan budaya luar
yang kita anggap wah, padahal budaya kita juga tidak kalah bagusnya.
Gerakan tangan dan tubuh yang gemulai, serta iringan musik yang didominasi oleh
kendang dan rebab,
merupakan ciri khas lain dari tari topeng. Kesenian Tari Topeng ini masih eksis
dipelajari di sanggar-sanggar tari yang ada, dan masih sering dipentaskan pada
acara-acara resmi daerah, ataupun pada momen tradisional daerah lainnya. Salah
satu maestro tari topeng adalah Mimi Rasinah, yang aktif menari dan
mengajarkan kesenian Tari Topeng di sanggar Tari Topeng Mimi Rasinah yang
terletak di desa Pekandangan,
Indramayu, Indramayu.[24] Sejak tahun 2006 Mimi Rasinah menderita lumpuh,
tetapi ia masih tetap bersemangat untuk berpentas, menari dan mengajarkan tari
topeng hingga akhir hayatnya, Mimi Rasinah wafat pada bulan
Agustus 2010 pada usia 80 tahun.
0 komentar:
Posting Komentar